ASTRONOMI

SEMESTER I

Sabtu, 01 Desember 2012

Yang Faham Yang Bicara


“Man aamana bi Allahi wa al-yaumi al-akhiri falyaqul khoiran au liyashmutu”. (Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah berkata dengan kata-kata yang baik atau diam). Inilah hal yang diperintahkan Rasulullah SAW 14 abad yang lalu. Penulis merasa hal ini masih cukup relevan sampai saat ini sebagai upaya untuk menjaga hubungan sosial dalam bermasyarakat.
Namun kayaknya ajaran itu sudah mulai ditinggalkan karena tuntutan-tuntutan politik dan perebutan pengaruh. Inilah hal yang tidak bisa kita pungkiri ketika melihat fenomena pengklaiman Gus Dur sebagai seorang koruptor oleh Habib Muhsin. Pertanyaannya kemudian pantaskah hal ini dilakukan oleh seorang mu’min? Menuduh seseorang tanpa adanya bukti? Fakta pun telah membuktikan bahwa gus dur tidaklah lengser karena korupsi, melainkan lengser karena  politik pada saat itu, setelah beliau mencabut Jenderal (Pol) R. Suroyo Bimantoro tanpa konsultasi kepada DPR.
Penulis menganggap bahwa perbuatan yang demikian itu hanya akan memecah belah umat islam sendiri. Di samping juga menyulut pergeseketaan antara kelompok yang ada. Maka dari itu penulis menilai bahwa diamlah jalan yang terbaik. Dan lebih baik lagi bila mengembalikan urusan tersebut kepada pihak yang berwenang dan lebih memahami persoalannya dari pada memberi komentar dengan pengetahuan yang dangkal. Ingat, Idza wusida al-amru ghoira ahlihi fantadziri as-sa’ah (Ketika suatu permaslah diserahkan pada orang yang bukah ahlinya, maka tunggulah hari kiamat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar